Minggu, 02 Juni 2013

Pengertian Multinational Corporation (MNC)

DEFINISI PERUSAHAAN MULTINASIONAL
            Perusahaan bisnis multi nasional adalah perusahaan yang memiliki beberapa pabrik yang berdiri di negara yang berbeda-beda. Penyesuaian dengan budaya di tiap negara yang dimasuki adalah suatu keharusan untuk dapat bertahan dan sukses. Dengan mendirikan banyak unit produksi di negara lain diharapkan dapat menghemat biaya ongkos produksi dan distribusi produk hingga sampai ke tangan konsumen akhir.
PENGERTIAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL
            Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara, perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini memiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Mereka biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka mengkoordinasimanajemen global.
            Perusahaan multinasional yang sangat besar memiliki dana yang melewati dana banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi masyarakat dan melobi politik.
            Karena jangkauan internasional dan mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan negara sendiri, harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yang memadai.
            PMN seringkali memanfaatkan subkontraktor untuk memproduksi barang tertentu yang mereka butuhkan.Perusahaan multinasional pertama muncul pada1602 yaitu Perusahaan Hindia Timur Belanda yang merupakan saingan berat dari Perusahaan Hindia Timur Britania.

CIRI-CIRI  PERUSAHAAN MULTINASIONAL
            PBB dalam laporan tahunan 1973 mendefinisikan Perusahaan Multinasional sebagai suatu perusahaan yang kegiatan pokoknya meliputi usaha-usaha pengolahan/manufaktur atau pembrian jasa dalam sedikitnya dua negara. Perusahaan Mutinasional merupakan sumber dari penanaman modal asing langsung dan jumlahnya merupakan ukuran kegiatan perusahaan itu. Sebagian besar dari penanaman modal asing di negara-negara sedang berkembang diusahakan di bidang sumber daya alam, sisanya dibidang pengolahan, perdagangan, prasarana, transport, perbankan, turisme, dan jasa-jasa lainya.
JENIS-JENIS STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN MULTINASIONAL
 Setiap struktur membutuhkan pemrosesan informasi masing-masing
 Devinisi Fungsional Sedunia
o   Diorganisasi bedasarkan fungsi
o   Bidang fungsional anak perusahaan melaporkan langsung kepasangan fungsional mereka diperusahaan induk.
o   Perencanaan strategis dilakukan eksklusif puncak din perusahaan induk karena data yang mengintregasikan seluruh operasi tidak dapat pada level rendah.
 Divisi internasional
o   Semua anak perusahaan melapor pada divisi internasional MNC yang dipisah dari divisi Domestik.
 Wilayah Geografis
o   Tiap wilayah bertanggung jawab atas anak perusahaan  yang  berlokasi dalam batasnya.
o   Tidak adanya komunikasi antar wilayah.
o   Hubunan pelapor antara anak dan induk.
 Divisi produk sedunia
o   Divisi ini bertanggung jawab pada  operasi mereka sendiri diseluruh dunia.
o   Membantu mengenali berbagai ragam kebutuhan dari berbagai anak perusahaan.
                              

KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PERUSAHAAN MULTI NASIONAL

KEBAIKAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL
 Menambahkan devisa negara melalui penanaman di bidang ekpor,
 Mengurangi kebutuhan devisa untuk impor disektor industri,
 Memodernisir industri
 Ikut mendukung pembangunan nasional
 Menambah kesempatan kerja dengan membuka lapangan kerja baru

KEBURUKAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL
            Makin banyaknya Perusahaan Multinasional yang didirikan dapat mempengauhi kekusaan ekonomi negara. Tetapi, jika jumlahnya sedikit, maka arti kuantitatifnya tidak banyak.
Perusahaan Multinasional tersebut memperoleh hasil berupa :
 Keuntungan yang akan dialihkan ke luar negeri kepada pemegang sahamnya.
 Penyusutan/depresiasi, dalam praktek sering digunakan untuk menyembunyikan keuntungan-keuntungan agar tidak terkena pajak. Dapat merusak kehidupan politik dan ekonomi negara.

Pengertian MNC :
Pengertian Multinational Corporation (MNC)
Perusahaan multinasional (MNC) adalah sebuah perusahaan internasional atau transnasional yang berkantor pusat di satu negara tetapi kantor cabang di berbagai negara maju dan berkembang. Contohnya termasuk General Motors, Coca-Cola, Firestone, Philips, Volkswagen, British Petroleum, Exxon, dan ITT. Sebuah perusahaan akan menjadi perusahaan multinasional berdasarkan keuntungan untuk mendirikan produksi dan kegiatan lainnya di lokasi asing.
Perusahaan mengglobalisasikan kegiatan mereka baik untuk memasok pasar dalam negeri-negara mereka , dan untuk melayani pasar luar negeri secara langsung. Menjaga kegiatan asing dalam struktur perusahaan memungkinkan perusahaan menghindari biaya yang melekat oleh perantara, dengan entitas yang terpisah sambil memanfaatkan pengetahuan perusahaan mereka sendiri.

Wajah Ekonomi 2011

PAKAR ekonomi sering mengatakan, pemerintah tidur pun ekonomi tetap akan berjalan. Rupanya itu tidak keliru. Relatif tanpa beleid ekonomi yang jitu dan ampuh Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II toh perekonomian kita tahun ini masih mempunyai kinerja jempolan.

Beberapa indikator penting di antaranya adalah laju pertumbuhan yang bisa mendekati atau bahkan menyentuh 6 persen, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia sudah bertengger di atas level 3.700, dan kurs rupiah menguat hingga mencapai posisi Rp 8.900 per dolar AS. Laju inflasi terkendali di kisaran yang sama dengan angka pertumbuhan serta cadangan devisa yang sudah mencapai sekitar 94 miliar dolar AS. Pendek kata ekonomi kita sepanjang tahun ini baik-baik saja.

Padahal tim ekonomi kabinet, terutama setelah ditinggal Menkeu Sri Mulyani, seperti tak kelihatan sosoknya. Jangankan paket-paket regulasi yang banyak dikeluarkan pada masa Orde Baru, yang ada bahkan kebimbangan peraturan seperti rencana pengurangan subsidi BBM yang masih maju mundur. Business as usual itulah yang terjadi di dalam negeri tetapi untunglah faktor eksternal atau global banyak membantu. Inilah yang sering disebut sebagai ekonomi berwajah ganda karena yang membantu justru kekuatan dari luar.

Di dalam negeri selain faktor gangguan akibat bencana alam di berbagai tempat seperti Jateng dan DIY, relatif kondisi usaha dan daya saing masih menjadi faktor krusial yang banyak dikeluhkan pengusaha, namun belum mampu diselesaikan secara efektif. 

Bunga kredit masih relatif tinggi kendati suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sudah ditekan menjadi 6,5 persen. Insentif khusus bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tak kunjung datang, sementara yang besar-besar pun tetap dihadapkan pada kendala klasik di lapangan seperti mahalnya perizinan dan birokrasi serta peraturan ketenagakerjaan yang kurang kondusif dan cenderung menyulitkan.

Global Membaik

Ekonomi global memang cenderung membaik sepanjang tahun ini setelah didera krisis keuangan tahun 2007-2008 yang dipicu krisis subprime mortgage di Amerika Serikat.  Dari pertumbuhan minus sekarang sudah positif dan bahkan mulai merangkak naik. Inilah yang disebut dengan masa-masa rebound dan itu tidak lain sangat dipengaruhi oleh geliat ekonomi di negaranya Obama yang masih menjadi kekuatan terbesar di dunia, kendati sekarang mulai dibayangi oleh China.

Amerika Serikat yang pada tahun-tahun lalu terpuruk tahun 2010 ini diperkirakan bisa tumbuh 2,4 persen. Jepang pun sudah tidak negatif kendati baru mencapai 1,6 persen. Yang spektakuler adalah kebangkitan ekonomi Singapura dari minus menjadi positif,  bahkan dua digit. Tahun ini negara tetangga kita yang banyak mengandalkan sektor jasa dan keuangan itu akan membakukan laju pertumbuhan 14,6 persen. Sedangkan China yang memang tak terpengaruh dampak krisis global masih tetap bertahan di kisaran 9-10 persen.

Di belahan dunia lain, negara-negara Eropa juga menunjukkan kestabilannya. Hal itu tidak hanya terlihat dari laju pertumbuhan namun sekarang ada indikator yang lebih jeli melihat kondisi perekonomian yakni apa yang disebut leading economic index (LEI) yang juga menunjukkan tren meningkat dengan didukung oleh terkendalinya inflasi serta suku bunga. Secara keseluruhan ekonomi dunia sekarang memasuki tahap ekspansi dan itu akan berlanjut pada tahun 2011.

Dampaknya bagi Indonesia tentu sangat besar karena laju perkembangan ekspor migas dan nonmigas kita pun berada pada tingkatan yang cukup tinggi yakni mencapai 14,2 persen. Walaupun pada saat yang sama, akibat ketergantungan pada impor yang masih besar, kita masih harus banyak memasukkan barang dan jasa dari luar dengan laju pertumbuhan 12,1 persen. 

Kepercayaan global terhadap Indonesia pun tercermin dari arus modal yang masuk ke sini. Sayang masih lebih banyak investasi jangka pendek dalam bentuk portofolio di pasar modal sehingga sangat rentan. Meskipun demikian perbaikan bursa saham dunia dan pergerakan mata uang negara-negara maju sangat mendukung perbaikan ekonomi domestik.

Wajah 2011

Dengan modal itulah maka kita memasuki tahun 2011 dengan sebuah optimisme yang tinggi. Apalagi kalau kelak pemerintah bisa lebih aktif membenahi kendala-kendala perekonomian dalam negeri seperti infrastruktur, keterbatasan listrik, pengendalian harga pangan dan energi serta pembenahan regulasi yang memangkas ekonomi biaya tinggi.

Tanpa itu saja ekonom yang tergabung dalam Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) berani mematok laju pertumbuhan ekonomi di kisaran 6-6,4 persen. Angka itu tidak jauh berbeda dari prediksi yang dikeluarkan Bank Indonesia ataupun pemerintah. Sementara itu, laju inflasi masih akan bisa ditekan pada angka 6,2-6,7 persen tentu dengan kebijakan pengendalian ketat di bidang moneter karena tekanan inflasi akan muncul seiring dengan kebijakan pengurangan subsidi, harga pangan, ataupun energi lainnya.

Melihat gejala dan tren global maka semua indicator ekonomi masih akan membaik di tahun depan. Jika tidak ada shock yang datang tiba-tiba akibat fluktuasi harga minyak, guncangan nilai tukar mata uang maupun krisis keuangan seperti di Amerika Serikat beberapa tahun lalu maka kita tak perlu merasa cemas. Kalau pun performance menteri-menteri ekonomi masih datar-datar saja seperti sekarang, asalkan otoritas moneter berhasil menjaga stabilitas maka semua masih akan oke oke saja, dan bahkan akan mengalami ekspansi.

Kita akan cukup aman dengan harga minyak dunia antara 75 dan 90 dolar AS per barel, suku bunga SBI antara 6,2 dan 6,5 persen dan kurs rupiah antara Rp 9.100 dan Rp 9.400 per dolar AS. Sekarang tinggal bagaimana pemerintah terus berupaya menggenjot sector riil yang agak melesu seperti garmen dan sektor UMKM secara keseluruhan mengingat dampaknya terhadap penyerapan tenaga kerja sangat besar. Jangan hanya mengandalkan sektor-sektor yang nilai investasinya besar seperti pertambangan dan perkebunan namun kurang banyak membutuhkan tenaga kerja.

Harus diakui sepanjang tahun 2010 keberhasilan pengendalian dari sisi moneter membuahkan hasil efektif. Namun apa artinya tanpa didukung pergerakan sektor riil yang cepat karena di situlah perekonomian tumbuh secara riil dan kita tidak akan lagi terjebak pada penggelembungan ekonomi (bubble economy) pada masa lalu karena hanya silau pada kemajuan di sektor keuangan.

— Sasongko Tedjo, wartawan Suara Merdeka, Penasihat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Semarang